Vaksinasi DBD: Harapan Baru Melawan Ancaman Demam Berdarah di Indonesia

Demam Berdarah Dengue (DBD) telah lama menjadi momok kesehatan masyarakat di Indonesia, menyebabkan ribuan kasus dan ratusan kematian setiap tahun, terutama saat musim hujan tiba. Meskipun upaya pencegahan melalui Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus terus digalakkan, ancaman penyakit ini tetap tinggi. Kini, hadirnya Vaksinasi DBD menawarkan lapisan perlindungan baru yang menjanjikan, mengubah strategi penanggulangan DBD dari hanya sebatas eliminasi vektor menjadi penguatan imunitas individu. Kehadiran vaksin ini membuka harapan besar untuk secara signifikan menekan angka kesakitan dan kematian akibat infeksi virus Dengue.

Salah satu tantangan terbesar dalam penanggulangan DBD adalah kompleksitas virus Dengue yang terdiri dari empat serotipe (DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4). Infeksi kedua oleh serotipe yang berbeda seringkali memicu kasus yang lebih parah. Vaksin DBD yang telah disetujui, misalnya, dirancang untuk memberikan perlindungan terhadap keempat serotipe tersebut. Pemberian Vaksinasi DBD ini di Indonesia telah diizinkan untuk kelompok usia tertentu, seperti yang diumumkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada akhir tahun 2022, sebagai bagian dari upaya nasional untuk mengendalikan penyakit ini. Vaksin ini tidak hanya bertujuan mencegah infeksi, tetapi juga mengurangi tingkat keparahan penyakit jika infeksi tetap terjadi.

Kelompok target utama untuk Vaksinasi DBD adalah anak-anak dan remaja, usia yang paling rentan terhadap infeksi Dengue. Sebagai contoh, di sebuah klinik anak terkemuka, program imunisasi Dengue mulai diterapkan secara luas sejak Januari 2024. Dokter Spesialis Anak, Dr. Riana Kusuma, Sp.A., menjelaskan bahwa vaksin diberikan dalam beberapa dosis dengan interval tertentu, sesuai dengan rekomendasi klinis, untuk mencapai efektivitas perlindungan maksimal. Proses vaksinasi ini harus didahului oleh skrining kesehatan untuk memastikan pasien berada dalam kondisi fit. Diperlukan koordinasi yang kuat antara fasilitas kesehatan swasta dan pemerintah untuk memastikan cakupan vaksinasi yang merata.

Meskipun Vaksinasi DBD menawarkan harapan baru, penting untuk dipahami bahwa vaksin ini adalah pelengkap, bukan pengganti, dari upaya pencegahan yang sudah ada. Vaksinasi DBD tidak menghilangkan nyamuk, sehingga masyarakat harus tetap konsisten menjalankan gerakan 3M Plus: Menguras, Menutup, dan Mendaur Ulang. Pihak Kementerian Kesehatan, dalam konferensi pers yang diadakan pada tanggal 10 April 2026, menegaskan bahwa kombinasi antara penguatan imunitas individu melalui vaksin dan pengendalian vektor melalui 3M Plus adalah strategi ganda yang paling optimal untuk mencapai eliminasi DBD. Dengan integrasi vaksin ke dalam program kesehatan, Indonesia kini memiliki alat yang lebih komprehensif untuk melindungi warganya dari ancaman Demam Berdarah yang berulang.