Polio Paralitik: Kenali Gejala Akut & Dampak Kelumpuhan

Polio paralitik adalah bentuk paling serius dari infeksi poliovirus, yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen dan bahkan kematian. Meskipun kasusnya telah menurun drastis berkat vaksinasi, penting untuk tetap waspada. Mengenali gejala akutnya sangat krusial untuk penanganan medis segera, yang dapat memengaruhi dampaknya.

Penyakit ini disebabkan oleh poliovirus yang menyerang sistem saraf pusat, khususnya neuron motorik di sumsum tulang belakang atau batang otak. Penularan virus terjadi melalui jalur feses-oral, seringkali dari air atau makanan yang terkontaminasi. Virus ini sangat menular, terutama di lingkungan yang tidak bersih.

Tidak semua infeksi poliovirus akan berkembang menjadi polio paralitik. Sebagian besar kasus asimtomatik, atau hanya menyebabkan gejala ringan seperti flu. Namun, pada sebagian kecil individu, virus akan menyerang sistem saraf, memicu bentuk penyakit yang parah ini.

Gejala awal polio paralitik sering dimulai dengan gejala yang tidak spesifik, seperti demam, kelelahan, sakit kepala, mual, dan muntah. Ini bisa mirip dengan flu biasa, membuat deteksi dini menjadi tantangan. Namun, dalam beberapa hari, gejala akan memburuk dengan cepat.

Tanda paling khas dari polio paralitik adalah kelemahan otot yang tiba-tiba dan cepat memburuk. Kelemahan ini biasanya asimetris, artinya memengaruhi satu sisi tubuh lebih dari yang lain. Otot-otot yang terkena menjadi lemas (flasid) dan tidak dapat digerakkan secara sukarela.

Kelumpuhan yang disebabkan oleh polio umumnya memengaruhi kaki lebih sering daripada lengan, namun bisa juga terjadi pada otot-otot tubuh lainnya. Dalam kasus yang parah, kelumpuhan dapat melibatkan otot pernapasan, seperti diafragma, yang menyebabkan kesulitan bernapas akut.

Dampak kelumpuhan dari polio paralitik bisa sangat menghancurkan. Kelumpuhan dapat bersifat permanen, menyebabkan disabilitas seumur hidup. Anak-anak yang selamat mungkin memerlukan alat bantu jalan, kursi roda, atau bahkan bantuan pernapasan mekanis untuk hidup.

Selain kelumpuhan fisik, penderita juga bisa mengalami nyeri otot kronis, atrofi otot (pengecilan otot), dan deformitas tulang. Sindrom pasca-polio (PPS) dapat muncul puluhan tahun kemudian, menyebabkan kelelahan parah dan kelemahan otot yang memburuk.