Dalam rangkaian pemeriksaan fisik pasien di rumah sakit, dokter dan tenaga medis menggunakan berbagai jenis alat kesehatan untuk mengevaluasi kondisi tubuh secara menyeluruh. Salah satu alat kesehatan penting yang sering digunakan, terutama dalam pemeriksaan Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (THT), adalah otoskop. Alat genggam ini dirancang khusus untuk memungkinkan visualisasi bagian dalam telinga, termasuk saluran telinga dan gendang telinga (membran timpani). Penggunaan otoskop membantu dokter dalam mendiagnosis berbagai kondisi dan penyakit yang berkaitan dengan telinga.
Sejarah otoskop dapat ditelusuri kembali ke abad ke-19. Meskipun bentuk dan teknologinya telah berkembang pesat, prinsip dasar otoskop tetap sama, yaitu menyediakan penerangan dan pembesaran untuk visualisasi kanal telinga. Otoskop modern umumnya terdiri dari kepala (head) yang berisi sumber cahaya (biasanya lampu LED atau halogen) dan lensa pembesar, serta spekulum telinga (ear speculum) yang merupakan corong plastik sekali pakai dengan berbagai ukuran yang dipasang pada kepala otoskop untuk dimasukkan ke dalam saluran telinga pasien.
Cara penggunaan otoskop memerlukan teknik yang tepat agar pemeriksaan dapat dilakukan dengan aman dan efektif. Dokter akan memilih ukuran spekulum yang sesuai dengan ukuran saluran telinga pasien. Kepala pasien biasanya dimiringkan sedikit, dan daun telinga ditarik perlahan ke atas dan ke belakang (pada orang dewasa) atau ke bawah dan ke belakang (pada bayi dan anak-anak) untuk meluruskan saluran telinga. Kemudian, spekulum dimasukkan perlahan ke dalam saluran telinga, dan dokter melihat melalui lensa pembesar sambil mengarahkan cahaya ke dalam telinga untuk mengamati kondisi saluran telinga, kotoran telinga (serumen), dan gendang telinga.
Pemeriksaan menggunakan otoskop sebagai alat kesehatan memberikan informasi penting mengenai kesehatan telinga pasien. Dokter dapat mengidentifikasi adanya peradangan (otitis eksterna atau otitis media), infeksi, penumpukan cairan di belakang gendang telinga, perforasi gendang telinga, benda asing di saluran telinga, atau pertumbuhan abnormal. Misalnya, pada pemeriksaan rutin seorang anak di Poliklinik Anak RSUD Kota Bandung pada hari Senin, 5 Mei 2025, dokter menggunakan otoskop untuk mendeteksi adanya otitis media akut yang ditandai dengan gendang telinga yang tampak merah dan membengkak.
Sebagai alat kesehatan yang relatif sederhana namun sangat informatif, otoskop merupakan perlengkapan standar di berbagai unit pelayanan kesehatan, termasuk ruang praktik dokter umum, poliklinik THT, unit gawat darurat, dan bahkan sering digunakan dalam pemeriksaan rutin di sekolah atau fasilitas kesehatan primer. Kemajuan teknologi juga telah menghasilkan otoskop digital yang memungkinkan gambar atau video dari dalam telinga untuk ditampilkan pada layar dan disimpan dalam rekam medis pasien. Pemeliharaan otoskop secara berkala, termasuk penggantian lampu dan sterilisasi spekulum, penting untuk memastikan alat ini berfungsi dengan baik dan aman digunakan pada setiap pasien.